AgendaSeni

Kembang Katresnan

Gelar Seni, pendidikan bahasa jawa 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan, Universitas Sebelas Maret Surakarta mempersembahkan pentas kethoprak berjudul “Kembang Katresnan” yang merupakan naskah karya Bondan Nusantara seniman tradisi senior asal Yogyakarta. Naskah tersebut disutradarai oleh Mahendra Gondrong. Pentas yang direncanakan akan digelar di Taman Budaya Jawa Tengah (eks. Taman Budaya Surakarta) pada Jumat, 10 Pebruari 2017 pukul 15.00 WIB secara gratis ini juga akan menghadirkan JavaPella, Pulpen Ijo, Jawa Beksan dan Java Kustik.

Berikut sinopsis dari naskah kethoprak “Kembang Katresnan”, Panuntun dan Mirah, sepasang pemuda-pemudi yang merajut asmara. Namun, kisah kasih cintanya harus tersungkur dalam kematian di tengah medan peperangan Mataram dan Pajang. Tragedi diawali oleh sikap Panuntun yang memilih untuk mematuhi perjodohan orangtuanya dengan Ajeng Maruti.  Di saat yang bersamaan, datang seorang bernama Wiguno, lelaki dari Pajang yang menyeberang ke pihak Mataram.  Wiguno dan Mirah akhirnya malah merajut cinta.
Singkat cerita kerajaan Mataram dan Pajang mengalami pepera­ngan. Hampir semua rakyat berperang, tak terkecuali Mirah, Panuntun, Ajeng, dan Wiguno. Di suatu tempat Wiguno bertemu dengan Ajeng. Wiguno mengungkapkan kalau dirinya mencintai Ajeng. Nahas di tengah pembicaraan, Panuntun datang dan menusukkan belati ke perut Wiguno hingga tewas tersungkur.
Saat Panuntun dan Ajeng sedang bersamaan, tak disangka muncul Mirah. Tanpa banyak basa-basi pisau yang dibawa Mirah ditusukan ke perut Panuntun. Ketika Panuntun akan menemui ajalnya, Mirah berkata jujur. Ternyata saat Panuntun tega mengkhianati cinta Mirah, ia juga meninggalkan bayi di kandungan buah hasil hubungan cinta mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *