LIVESTREAMING SENIMAN MOJOPOLO
LIVESTREAMING SENIMAN MOJOPOLO dengan tema SARASEHAN KERIS DAN MENDUDAH SPIRIT KI AGENG KONANG DALAM WAWASAN KEBANGSAAN
Pesatnya perkembangan budaya modern yang muskil untuk ditampik seolah menenggelamkan sejarah penting Kawedanan Bekonang, tempat sekaligus saksi sejarah yang mestinya tetap diuri-uri dan tak boleh dilupakan begitu saja.
Sesuai angka tahun yang tertera pada gevel pendopo Kawedanan Bekonang, bangunan rumah dinas Wedana Bekonang itu dibangun pada tahun 1921. Rumah dinas itu menyerupai bangunan kadipaten dalam ukuran yang kecil (mini).
Dulu, keluarga wedana yang bertugas di Kawedanan Bekonang tinggal di dalam Dalem tersebut. Kawedanan Bekonang meliputi wilayah Mojolaban, Polokarto, dan sekitarnya yang kala itu merupakan wilayah tersendiri.
Namun, dengan bergabungnya Kawedanan Bekonang, Kawedanan Larangan atau Sukoharjo, dan Kawedanan Kartasura menjadi Kabupaten Sukoharjo pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946, praktis Kawedanan Bekonang sudah tidak difungsikan dan digantikan dengan Kecamatan Mojolaban.
Akan tetapi, kendati sudah menjadi wilayah Kecamatan Mojolaban, namun daerah tersebut masih melegenda dengan sebutan Bekonang (Kutip dari Solopos). Bekonang sendiri diambil dari nama Ki Ageng Konang, tokoh yang tentu saja akan menarik apabila dikaji dan ditelusur sejarahnya agar dapat diteladani.
Beberapa pemuda yang tergabung dalam Sanggar Ki Ageng Konang mencoba peduli dengan fakta itu menginisiasi sebuah acara LIVE STREAMING MOJOPOLO dengan tema SARASEHAN KERIS DAN MENDUDAH SPIRIT KI AGENG KONANG DALAM WAWASAN KEBANGSAAN.
Tak banyak bicara, lebih patut disebut nekat atau pancal mubal, mereka juga memberanikan diri merangkul beberapa sanggar dan komunitas untuk dapat bergabung, terutama Seniman Mojolopo, paguyuban yang dipercaya memayungi para seniman se-wilayah Mojolaban dan Polokarto.
Seniman Mojopolo tidak hanya hanya menggeliatkan dunia seni di wilayah Mojolaban dan Polokarto, namun juga kerap menggelar acara bakti sosial. Tujuan dari acara itu sederhana, berniat menggeliatkan gairah kaum muda untuk dapat belajar dari para pendahulu yang sarat akan pelajaran.
Tak hanya itu, Sarasehan Keris juga dihadirkan guna dapat menjembatani pro-kontra perihal warisan budaya tersebut. Diharapkan, ke depan masyarakat luas akan paham bahwa keris merupakan warisan budaya yang amat adi luhung, telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia, sehingga tak lagi dikaitkan dengan klenik sehingga generasi selanjutnya tidak lagi terasa jauh dengan warisan budaya tersebut.
Mpu Totok Brojodiningrat, sesepuh Padepokan Brojodiningrat sekaligus Ketua Bidang Pelestari Tradisi Sekretariat Nasional Perkerisan Indonosia, ditunjuk sebagai pembicara dalam acara tersebut. Beliau dirasa mumpuni dengan sebidang prestasi dalam ranah kebudayaan khususnya perkerisan. Rekam jejak yang telah beliau torehkan baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam memperjuangkan dan memperkenalkan keris, dirasa perlu untuk dibagi agar masyarakat umum mampu melihat keris dari kacamata yang lebih luas dan universal.
Beberapa kegiatan Mpu Totok Brojodiningrat anatara lain Dosen luar biasa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Prodi Keris dan Filsafat Jawa, menjadi narusumber keris di Belgia, Mauritius, Jepang, Kamboja, Malaysia dan beberapa negara lain.
Diundang pula grub Karawitan Srawung Aji untuk mengisi acara, grub yang diisi anak-anak SMP dari desa Mojo, Mojogedang. Semangat anak-anak muda Srawung Aji untuk belajar seni karawitan diharap bisa menjadi contoh dan bukti, bahwa seni tradisi masih diminati generasi milenial dan harus terus diberi ruang dan kesempatan untuk dapat berkembang.
Tak lupa pula menghadirkan Tari Lampah Hayu, tari keris yang telah kerap dipentaskan dalam acara perkerisan skala nasional. Meski tidak dalam formasi lengkap, Tari Lampah Hayu akan tetap dipentaskan berkolaborasi dengan Srawung Aji, bersinergi dalam seni, dan berbagi semangat positif.
LIVESTREAMING SENIMAN MOJOPOLO dijadwalkan akan digelar pada Kamis, 20 Februari 2020, dimulai dari jam 20.00 hingga 22.00 WIB bertempat di Gedung Kawedanan Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo. Diharapkan acara tersebut juga dapat menjadi ruang dialog dan wadah para tokoh dan pemuda untuk dapat srawung dan bertukar pikiran, sehingga menghasilkan hal-hal yang bermanfaat.